NOVEL
LONG
DISTANCE RELATIONSHIP
“Hubungan
Jarak Jauh”
(Cerita Remaja dalam sebuah Novel)
Diambil dari kisah seorang teman
SMA.
Jarak
Semilir
angin malam bertanya-tanya
Seakan
akan ada rindu dalam benak
Esok
hari adalah hari dimana kamu dan aku akan berjarak
Sangat
berat jika kamu terus berteriak dalam hati ingin sekali bertemu
Siapa
sangka akan menjadi seperti ini
Kepercayaan
kunci terbesar dalam jarak
Suatu
hubungan akan terasa indah jika saling percaya
Semilir angin akan berlalu seiring
berjalannya waktu
Kesabaran menantimu disana akan
menjadi buah manis di masa depanku
Oleh
: Fery
Prolog
Masih saja ada
rumor kalau LDR (Long Distance Relationship) itu akan berakhir itu-itu saja
bahkan ada yang berakhir dengan keretakan,
ADA TEMAN yang
nanya, ‘’kamu yakin mau ngejalanin hubungan LDR ini?, “kamu yakin dia disana
tidak macem-macem ?,”kamu yakin dia tidak selingkuh ? ternyata kita pikir-pikir
juga semuanya itu ada benarnya dari segelintir teman-teman dekat kita yang
bertanya begitu memang beralasan.
Lalu kenapa
kita juga menghiraukan pertanyaan teman-teman kita, toh kita yang ngejalaninya,
toh kita yang ambil resikonya jika memang benar apa kata teman-teman kita itu.
Ini bukan di sebuah film mas/mbak ini dikehidupan nyata , “bangun woy…”. Tapi
bukankah setiap orang bebas punya pilihan, bukankah setiap manusia harus punya
pilihan? Kalau manusia nggak punya pilihan namanya apa dong?
Mungkin
sekarang kenyamanan dan bukti nyata adalah prioritas utama dalam sebuah
hubungan yang sehat, Apakah LDR (Long Distance Relationship) itu bukan hubungan
yang sehat ?, semuanya itu ada dalam kenyakinan masing-masing individu , jika
dua individu memang saling percaya LDR, sejauh manapun sejauh kutub utara dan
kutub selatanpun akan terasa dekat jika dua individu saling percaya dan yakin
akan hubungan mereka.
Banyak memang
hubungan LDR itu berakhir dengan sebuah keratakan dan banyak juga hubungan LDR berakhir
dengan sebuah pernikahan. Tidak semua orang bisa menjalaninya tidak semua orang
mampu menjalaninya jika mereka hanya berpandangan satu peristiwa disekitar
mereka.
Cerita
ini berbicara tentang Keyakinan, Kesabaran, kepercayaan, dan cinta. Keempat
elemen itu kian terasa jika kita membacanya sampai habis.”Inilah cerita tentang
mimpi dua individu yang senantiasa ingin selalu bersatu dikemudian hari dan
berkembang biak menjadi sebuah keluarga yang pada awalnya dipisahkan oleh jarak
karena salah satu individu mengenyam pendidikan diluar kota yang jauh.”
CERITA BERAWAL dari sebuah sesi curhat
SMS HP soal kekasih terdahulu dua sampai tiga mingguan curhatan dan
solusi-solusi dari pembicaraan di dalam SMS itu terasa nyaman antara kedua
belah pihak tentunya laki-laki dan perempuan.
Bagi mereka berdua tak ada lagi
yang diobrolkan selain kekasih terdahulu itu, tapi lama- kelamaan didalam
pembicaraan itu terasa keluar jalur dari pembicaraan pokok
misalnya,”eh..ngomong2 kamu sudah makan?, “ohya kamu lagi ngapain loh,(sambil
masang emot senyum) ,
Fery
Mungkin kalau berbicara soal fery
yang ada didalam benak itu adalah oranya egois, Mahasiswa tingkat akhir, kaku, curhatan,
banyak omong, slengean, dan yang paling parah adalah dia oranya paling sok
romantis. Fery bisa dibilang adalah orang yang paling mementingkan orang lain
daripada dirinya sendiri (lho?).
Lia
Ini dia orang yang paling suka dengerin curhatan orang lain
tapi bingung mau ngasih solusi apa. Lia sendiri orangya itu pelupa, jarang
makan, manja (karena masih sekolah kelas 3 SMA), tapi suka bantu orang tua, Ke-ibuan,
suka bales SMS dari si Fery, dan yang paling aneh dia suka marah-marah gak
jelas kalau dia lagi dirundung kepanikan dan kecapekan dan dia juga romantis.
Melati
Putih Depan Pagar Rumah Lia
…Dan
semuanya berawal dari melati ini.
Suara angin
malam dan roda ban motor Honda Beat hitam beriringan menghantar Fery dan Lia
pulang kerumah Lia dijalan Diponegoro, Lumajang. Ditemani lampu jalan
kekuningan yang redup dan candaan mereka berdua (Fery dan Lia) di atas motor.
Mereka berdua
di atas motor yang sedang berjalan itu baru saja makan nasi teluyam di PJR
pusat jajanan rakyat Lumajang. Fery adalah orang paling cerewet jika sama
seseorang yang disukainya.
“Lia kamu
besok sekolah naik apa?, aku anterin yah ? boleh yah..boleh deh…”
“emang kamu
besok bisa bangun mas fer ? jam 7 pagi loh..” jawab Lia.
“Kenapa sih
nggak kamu nggak anak-anak semua ngak percaya kalau aku bisa bangun pagi”.
“yaiyahlah mas
fer kamu kan sukanya tidur, bangunnya siang lagi eh sore maksudku, hehehe….”(sambil
tertawa)
“Duh kamu ini…(fery
mengeluh)
“ohya lia
rumah kamu masih jauh gak ?”(sambil melihat jam tangan)
“tinggal dikit
mas di gang depan itu tu.. yang ada gapuranya…
Tanpa sadar,
Pembicaraan mereka telah menemani perjalanan mereka diatas motor. Dan gang
rumah lia sudah mulai kelihatan. Beberapa saat kemudian motor mulai masuk gang
rumah lia dan perjalanan mulai pelan karena masuk gang,
“yang mana lia
rumahmu?” Fery bertanya
“itu mas yang
pagar hijau kanan jalan” jawab Lia
Dan sampailah
depan rumah lia dengan selamat dengan hati-hati si Fery menghantarkan Lia pulang
kerumahnya. Dan lia mulai turun dari motor Fery tapi fery masih diatas motornya
yang sudah berhenti dan mematikan mesinya. Dan mulailah obrolan kecil.
“ohya lia”…Tanya
Fery diatas motornya kepada Lia (perasaan bingung).
“iya mas ada
apa?”…jawab Lia.
“Lia…emmm….anu..li….”(bingung
panik)
“iya mas Fer
ada apa i?...mau bicara apalagi ? udah malam mas gak enak sama tetangga lo..ini
lagi udah jam 9 mas”.
“Anu Lia aku
mau ngomong…anu lia rumahmu banyak bunganya ya..”(sambil memetik bunga melati
yang ada disamping motor)
“Kamu mau
nggak jadi pacarku ?” (degdegan dan gemeteran sambil menyerahkan setangkai
bunga melati kepada Lia)
Seketika itu
suasana pembicaraan didepan rumah lia hening, akibat ulah Fery yang menyatakan
perasaannya kepada Lia. Beberapa saat kemudian
“iya mas aku
mau jadi pacar mas Fery”. Jawab Lia sambil tersenyum malu dihadapan motor Fery
dan fery.
Dan Kemudian
bunga melati itu diambilnya dari tangan Fery oleh Lia dan lia mulai membuka
pintu gerbang pagar rumahnya sedangkan Fery mulai menyalakan mesin motornya dan
lekas meninggalkan Lia yang masih berusaha menutup pagar rumahnya dan entah
kenapa Lia pada waktu itu susah sekali menutup pintu gerbangnya. Tanpa pamitan
dan tanpa salam Fery meninggalkan Lia sambil tersenyum sembunyi didalam helm
bututnya. Setelah keluar gang rumah lia, Fery berhenti sejenak dan
berkata,”yes…yes…alhamdulillah …alhamdulilah…sambil tersenyum kegirangan.
Kemudian Fery melanjutkan perjalanan pulang kerumahnya.
Kamar
Fery
Dihapadan
poster-poster band gak jelas yang ada dikamar Fery, Fery melamun dan tersenyum
bahagia tak terhingga sepanjang masa, kira-kira begitu kalau diukur.
“kok bisa ya
aku tadi nembak Lia, padahal aku kan gak suka nembak-nembak gitu, aku kan kaku
ya…kok bisa ya..?”sambil terheran-heran (ngomong dalam hati).
Keesokan
harinya tanggal 24
SMS mereka
berdua berubah total yang biasanya blak-blakan yang biasanya kalau manggil Fery
mas Fery Lia kemudian menjadi “Sayang”, dari semalem merubah segalanya.
Tiba-tiba bangun dan mencari HPnya dan SMS si Lia (megang HP lamaa banget)
“lia kamu udah
sarapan ?,”kalau belum ndang sarapan gih entar mati loh,(dengan jiwa
slengehannya)
“iya mas
sarapan kok ini kan udah istirahat, kamu juga sarapan dulu, eh mandi dulu terus
sarapan mas, hehehe…
“duh kamu
mesti gitu deh…”ohya lia entar aku jemput apa gimana?”
“Gak usah mas
entar aku bareng temenku aja ya,”.
“ohyauda lia
kalau gitu, tapi entar aku kerumahmu yah?”
“yauda entar
malem aja mas kamu kerumahku sekalian kita keluar,”
“oke lia,
yauda aku tak mandi dulu ya, terus sarapan siang,hehehe…”
Malam
Harinya tanggal 24
Si Fery mulai
bersiap-siap kerumah Lia dengan parfumnya keseluruh tubuh dengan bau khas yang
menyengat sehingga Ibu Fery bertanya-tanya,
”Le (panggilan
akrab ibu Fery kepada Fery)..mau kemana kok wangi banget nggak kayak biasanya
toh le…?”
“anu buk…ini
mau kerumah temen buk, biasa aja buk wanginya kayak biasanya kok .”Jawab Fery
(sambil tersimpuh malu dihadapan ibu)
“ohyauda
Le..ati-ati pake jacket,”
“iya buk, aku
brangkat dulu assalamualaikum,”(sambil mestarter motor)
“walaikumsalam”
Beberapa menit
kemudian Fery sampai digang rumah Lia dengan sengaja si Fery menghentikan
motornya agak jauh beberapa meter dari rumah Lia dan masih didalam gang.
Dibawah sinar lampu gang dan diatas motor si Fery mulai SMS Lia untuk memberitahukan
kalau Fery sudah sampai di depan rumahnya.
“lia aku udah
di depan”(isi SMS Fery yang dikirim kepada Lia)
“iya mas
bentar,” Jawab SMS Lia kepada Fery
Beberapa saat
kemudian Lia mulai membuka pintu gerbang rumahnya dan bergegas menghampiri Fery
yang sedang menunggu Lia diatas motornya.
“Lama ya mas?”
cletukan Lia kepada Fery yang masi diatas motor
“enggak kok
lia, santai aja “
“Ohya kenapa
kok nggak didepan rumah, kenapa kok jauh didepan rumah?
“enggak gitu lia,
aku malu takut ada kakak-kakakmu takut ada orang taumu, kalau aku langsung
nunggu kamu didepan rumahmu,”
“udah santai
aja mas kakak-kakaku sama orang tuaku orangnya open kok, kalau tujuan oranya
baik,”
“aku masih
belum siap li,”
“yauda gpp kok
lain waktu aja, ohya kita kemana nih mas ?”
“kita warung
makan ddisana aja ya li ,”
“yauda ayok
yang aku ngikut kamu aja,”
Kemudian Lia bonceng
si Fery dan Fery mulai menstarter motornya ke warung tersebut. Dan kemudian si
Fery langsung mengarahkan motornya ke tempat warung itu. Setalah sampai
dikopian si fery mulai memesan dan si Lia juga. Selang beberapa saat kemudian
obralan serius mulai masuk. Ini soal hubungan mereka yang terlihat jelas LDR
dikarenakan si Fery yang kuliah diluar kota yaitu Malang sedangkan si Lia masih
Sekolah di Lumajang.
“lia aku mau
ngomong sesuatu yang mungkin ini menyangkut hubungan kita kelak li,”ujar si
Fery
“apa itu mas?”
jawab si Lia
“Kamu kan tau
kalau aku kuliah di Malang, dan yg pasti aku bakal jarang ketemu kamu, Apakah
kamu siap ngejalani hubungan ini lia?” Tanya si fery kepada lia
Seketika itu
Lia membisu dan kedua matanya mulai berkaca-kaca. Sepertinya Lia sangat sadar
akan keadaan hubungan mereka kelak, tapi hati Lia sangat berat begitu juga
dengan si Fery. Mereka berdua takut terjadi apa-apa jika mereka menjalani hubungan
LDR ini. Tapi Lia dan Fery harus menerima keadaan dan jarak ini jika mereka
berdua serius terhadapa hubungan mereka
Beberapa
menit kemudian
“iya mas aku tau apa yang harus aku
lakukan jika kita memang ditakdirkan seperti ini kita harus menjalani LDR ini
bagaimanapun juga toh aku kan sudah menjadi pacarmu sekarang.”Jawab Lia dengan
tegas.
“kalau
kamu memamang tidak sanggup dan takut terjadi apa-apa, aku enggak apa-apa kok,
sebelum terlambat li sebelum kita lebih jauh, bagaimana menurutmu?”
Keadaan
semakin melankolis ditempat warung itu, meskipun ramai banyak pengunjung
lainnya tapi bagi mereka berdua warung tersebut menjadi sepi seperti kuburan
dimalam kamis. Pembicaraan seolah-olah ingin menyudahinya dan lekas pulang tapi
hati mereka berdua berkata lain, mereka harus menyelesaikannya sekarang juga malam
ini juga ditempat warung ini juga.
“iya
mas aku sanggup dan aku tau persis apa yang sedang terjadi saat ini dan nanti,
aku cuma titip kamu disana jangan macem-macem dan jaga kepercayaanku itu saja
mas yang bisa aku lakukan, dan disini aku sekolah cuma sekolah dan tidak akan
macem-macem kok mas kamu harus percaya aku.
“iya
lia kalau kamu sudah ngomong begini aku lega li. Aku siap dengan segala kondisi
apapun menjalani hubungan ini aku serius sama kamu aku sudah capek
pacaran-pacaran tak tentu dengan perempuan tak tentu juga, dan aku merasa kamu
pas lia untukku. Aku percaya.”
Tak
lama kemudian si Lia sudah mulai di titik dimana air matanya sudah tak
terbendung dan mengajak Fery pulang dengan alasan sudah malam. Dan obrolan
malam itu sudah jelas bahwa mereka berdua sepakat menjalani LDR ini dengan
segala Kondisi dan tentunya godaan-godaan yang senantiasa akan selalu
menghantui hubungan mereka kedepannya, tapi mereka juga sepakat bahwa mereka
berdua akan saling percaya dan setia satu sama lain demi keseriusan hubungan
mereka.
“mas ayo
pulang sudah malam nih,”ajakan Lia kepada Fery
“yauda ayo
pulang deh lia, aku mau kekasir dulu,”
Kemudian
mereka berdua bergegas pulang, dan Fery mulai menstarter motornya. Dijalan
perjalanan pulang mereka berdua enggan dan malas berbicara. Lampu-lampu kota
yang terang seakan redup setelah mereka lewati, tugu-tugu dan monument seakan
roboh setelah mereka lewati(hehe agak lebay sih). Beberapa saat kemudian mereka
berdua sampai didepan rumah Lia. Dan sebelum Fery berpamitan pulang.
“lia
besok aku ke Malang soalnya lusa kan sudah mulai masuk lagi kuliah,” (tatapan
kosong)
“iya
mas jangan lama-lama di Malang ya…ati-ati kalau diperjalanan,” (jawaban lesu)
“siap
lia, kamu baik-baik yah disini, aku bakal cepet pulang kalau libur,”
Malang
Setelah
beberapa hari jadian, Fery ke Malang lagi untuk berkuliah seperti biasa. “Teman
adalah bibir” itu julukan yang pantas bagi teman-teman kos Fery karena setelah
sampai kos Fery langsung dihujani beberapa pertanyaan oleh semua teman-teman
kosnya, si encit, si inong, si deny dll. Mereka semua bertanya dan bercandaiin
si Fery karena sudah punya pacar dan kos mulai rame seketika itu si Fery jadi
Trending Topic selama beberapa hari.
Lumajang
Begitu juga dengan si Lia dia
sangat malu sekali masuk sekolah karena semua teman-temannya sudah mulai tau
kalau si Lia sudah punya pacar sekarang. Dan apa daya si Lia tidak bisa berbuat
apa-apa berita sudah tersebar dikalangan teman-temannya. Tapi Lia harus tetap
sekolah karena Lia sudah kelas 3 dan jika Lia tidak masuk sekolah Lia takut tidak
lulus sekolah. Makanya apapun yang terjadi Lia harus tetap masuk sekolah
biarpun teman-temannya mengerjainnya.
Beberapa
minggu kemudian
SMSanpun
terus berlanjut antara si Fery dan Lia bertambah mesra ala remaja. Hari-hari
Fery sekarang sangat berarti dibanding sebelumnya, gairah hidup Fery mulai
muncul lagi semangat akan kuliahnya juga mulai bersemi yg sebelumnya amburadul
tak tentu arah. Isi kontak masuk SMSnya si Fery penuh dengan Lia , Pokoknya
kehidupan Fery mulai tertata, yang sebelumnya ibadah si Fery bolong-bolong
sekarang udah mulai enggak bolong-bolong.
Sebulan
kemudian
Siang itu Fery
lagi berangkat Kekampus dengan motornya di bawah terik panasnya kota Malang sambil
ngebut dan terburu-buru karena Fery sudah mulai telat kuliah. Dan beberapa saat
kemudian Fery sampai di parkiran kampus yang sangat antri karena karcis parkir
dengan Mahasiswa lainya. Fery pun berlarian ke dalam kelas dari parkiran tadi.
(Suasana dalam
kelas) di akhir perkuliahan.
“Teman-teman
bapak ada 2 kabar terbaru buat kalian semua, yang pertama kabar buruk dan yang
kedua kabar baik, kalian mau kabar yang mana dulu,”? (ocehan Pak Dosen didepan
kelas)
“kabar baik
lah pak,”jawab para Mahasiswa yang ada didalam kelas
“oke,baiklah teman-teman kabar baiknya besok kalian
akan libur selama 3 hari dikarenakan ruang kelas kalian dibuat ujian,”
(sorak senang
para peserta kuliah itu)
“Tunggu dulu
masih ada satu lagi kabar buat kalian, entah ini kabar buruk atau kabar bahagia
bagi kalian, bapak memang sengaja memberikan kalian oleh-oleh buat pulang
kampung kalian selama 3 hari yang akan datang. Kerjakan tugas no.3 cari bahan
diblog saya yah..”
(Sorak malas
para peserta kuliah)
“Terima kasih
untuk waktunya , saya akhiri perkuliahan ini dan selamat berlibur dengan
soal-soal dari saya.”
Ini mungkin
waktu yang tepat buat Fery untuk pulang ke Lumajang, jauh dilubuk hati si Fery
sudah merasa penat menahan rindu yang dalam pada si Lia, dengan begini si Fery
bisa pulang kampung setelah beberapa minggu tertahan karena jadwal kuliah Fery
sangat padat.
“ini moment
penting, tak akan ku sia-siakan moment ini dan aku akan segera pulang untuk
melepas rinduku yang sudah mulai membusuk.”ujar Fery (dalam hati dan sambil
tersenyum).
Kemudian
Ferypun bergegas pulang kekos dan mempersiapkan kepulangannya ke lumajang
keesokan harinya. Setelah sampai dikos Fery mulai Packing mempersiakan barang
bawaannya. Tanpa kabar kepulangnya pada Lia, Ferypun Pulang.
Keesokan
Harinya
Sekitar pukul
9 pagi Fery bangun dan bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah
itu Ferypun kembali kekamar dan berganti baju. Disela-sela berisik suara air
dikamar mandi tadi salah satu teman kos Fery si Deny terbangun dan menuju kamar
Fery yang tak jauh dari kamar mandi. Dengan keadaan setengah sadar dan rambut
kusutnya dan berjalan menuju kamar Fery sambil menggaruk-garuk kepala,
“Loh Fer
tumben pagi-pagi kok udah bangun kamu?, mau kemana kok bawa tas besar? ” ujar
si Deny (muka lesu)
“eh kamu Den,
kok udah bangun? Ini aku mau pulang Den ke Lumajang, kampusku libur 3 hari
mulai hari ini,”jawab fery
“Nah loh kamu
mandi suara airnya sampek Jalan Raya depan, kamu mandi apa bersihin kamar
mandi? Aku ya kebangunlah kirain siapa tadi yang mandi. Yauda kalau pulang
ati-ati, ohya jangan lupa bawain oleh-oleh sekalian salamin sama si Lia yak
(tertawa),”
“iya aku
bawain oleh-oleh khas Lumajang pisang agung, entar juga tak salamin sama dia
(Lia),”
“hahahah
(tertawa) terserah kamu deh , ati – ati yah Fer,”
Kemudian si
Fery mulai memanasin Motornya dan beberapa saat kemudian Fery Pulang dan
berpamitan kepada Deny. Berjam-jam sejauh 147 km Fery diperjalan. Dan sore hari
si Fery sudah menyentuh Lumajang tepatnya di rumah Fery.
Malam
Harinya Dilumajang
Setelah
sampai dirumah fery dengan menempuh perjalan
3-4 jam Ferypun sampai dirumahnya, akan tetapi rumah Fery sangat istimewah
tanpa sinyal HP. Ferypun kesulitan untuk menghubungi si Lia. Maka dari itu fery
memutuskan untuk mengobrol sejenak dengan ibunya yang juga kangen akan fery,
“Loh Le kamu
pulang? Gimana Le udah sampek mana skripsimu? Kapan ibu diajak kewisudamu?”
tanya si ibu fery sambil menyambut kedatangan fery
Dengan
penyambutan yang agak berbeda Fery mulai bingung dengan pertanyaan-pertanyaan
ibunya, entah fery berfikir apa pada saat itu seketika itu Fery bingung.
“Ibu
ini anaknya pulang nggak dibuatin minuman, nggak dipeluk nggak dicium malah
tanyak yang aneh-aneh piye toh ibu ini,” Jawab Fery sambil ekspresi kesal manja
pada ibunya
“Loh ibu kan
benar le tanyaknya tinggal jawab aja kok repot, kamu ini. Yauda mandi-mandi
sana le baumu loh bau solar.
“ih ibu ini
ngeselin ah,” (sambil bercanda)
Diselang
pembicaraan ini Fery mulai muncul ide, Ternyata Fery menghubungi si Lia pake
No.Hp ibunya yang mempunyai sinyal kuat.
“Lia kamu
dimana? Aku ada dirumah loh hehehe.” Isi SMS fery kepada lia pake HPnya ibunya
Fery
Otomatis si
Lia bingung mendapatkan SMS no.itu dari Fery, dan si Lia mulai bertanya-tanya
kira-kira siapa yah ini? Dan lia mulai membalas SMS si Fery di No.ibunya tadi.
“ini siapa
yah?” jawab SMS Lia
“ohya aku lupa
yang ini No.nya Ibu soalnya Operatorku kalau dirumah nggak ada sinyal,”Jawab
Fery di SMS
“oalah mas ini
kamu toh,” (santai dan datar)
Tanpa
sepengetahuan Fery si Lia menyimpan No.ibu Fery diHPnya.
Kemudian Fery
mengajak si lia keluar malam itu. Seperti biasa si fery kerumah si Lia untuk
menjemput si Lia dan kali ini si Fery diberi kejutan kecil oleh si lia karena
si lia mulai memperkenalkan si fery kepada keluarganya kecuali ayah si lia
karena berada dirumah dinas jauh dari rumah si lia.
Suara motor
Honda Beat hitam mulai terdengar di luar pagar rumah si Lia dan itu pertanda
bahwa si Fery sudah datang. Kemudian si Lia keluar dari dalam rumah dan
menghampiri fery.
“mas kamu
masuk dulu yah, kakak sama mamaku mau kenalan sama kamu,”ujar si Lia
“loh..li aduh
anu lia …duuuh lia ini,”(jawaban Fery sambil kebingungan)
“Udah ayok mas
masuk dulu,”(sambil menarik tangan fery)
Kemudian Fery
perlahan memasuki teras rumah si lia “assalamualaikum”,..
“waalaikumsalam”,jawab
salam fery oleh keluarga si lia
Kemudian si
fery salim tangan ke seluruh kakak dan mama si lia, dan mulai obrolan kecil
oleh keluarga si lia dengan fery. Fery pada saat itu sangat terlihat sekali
wajah konyol dan malu sekali. Selang beberapa saat kemudian si lia mulai
mengajak fery keluar mencari makan,
“Lia kamu kok
gak bilang sih kalau aku mau dikenalain ke keluargamu, aku kan belum ada
persiapan, tadi aja gak tau aku ngomong apa ke mama sama kakakmu,”ujar si fery
kepada lia
“Udah mas
santai aja, mama sama kakakku gak seram-seram amat kan?,” jawab lia (sambil bercandaain
si fery)
Waktu sudah
mulai menunjukkan jam 8 malam, mereka berdua bergegas keluar mencari makan.
Diatas motor si fery berkata sayu-sayu malu,
“Lia aku rindu
kamu, rindu banget,”
“Iya mas aku
juga kangen sama kamu,”jawab Lia dengan santai.
Malam sudah
mulai menunjukkan jati dirinya. Setelah mereka berdua selesai makan dan
putar-putar kota Lumajang. Lampu-lampu kembali tersenyum bintang-bintang
bersinar terang. Mereka berdua bergegas pulang.
Begitulah hari-hari
mereka jalani bersama dilumajang selama liburan fery 3 hari, dan disetiap akan
kepulangan fery ke Malang mereka berdua selalu berduka dan tiba – tiba
melankolis aja dan terus begitu.
Malang
Malam itu di
pojok kamar fery sedang menelpon si Lia. Hati dan perasaan Fery pada saat itu
sangat menginginkan sebuah pertemuan, tapi ada daya lagi-lagi jarak mereka yang
mengelabui pertemuan mereka. Namun masih banyak cara untuk mengobati kerinduan
Fery terhadap Lia, Misalnya menelfon si Lia hanya sekedar ingin tau kabar Lia,
keadaan Lia, Lia sedang apa?. Meski lewat suara Fery sangat berterima kasih
kepada penemu HANDPHONE, karena sangat membantu sekali berkomunikasi.
(Suasana
percakapan ditelfon antara Fery dan Lia)
“Lia kamu lagi
apa?,” Tanya fery di telfon.
“Lagi dikamar mas
tadi abis belajar aku, kamu sendiri lagi apa ? uda maem ? udah sholat?,”jawab
Lia.
“Bagus kalau
udah belajar, ini lagi dikamar juga lia, aku udah maem kok, udah sholat juga,”
Dan seterusnya.
Begitulah
mereka berdua melepas rindu, saling telfon satu sama lain bercandaan ditelfon,
mesra-mesraan ditelfon, semuanya ditelfon dan Handphone. Maka dari itu jika
antara mereka berdua sehari saja tidak memegang Handphone rasanya sangat sulit
dikarenakan apapun yang mereka curahkan satu sama lain hanya satu-satunya lewat
Handphone.
Lumajang
Suatu
ketika Lia sedang dirumah temannya lagi bercanda-canda, kemudian salah satu
teman Lia bertanya tentang Lia dan Fery tentang bagaimana perkembangan hubungan
mereka, kemudian Lia sedikit bercerita mengenai hubungan dia dan fery kepada
teman-teman dekatnya dan Lia sangat senang dan sedikit pembelajaran bagaimana
hubungan LDR itu,
“Semua butuh
kesabaran dan kepercayaan, dan intinya kamu sarius dengan apa yang kamu
yakini,”begitulah Lia bercerita tentang apa yang dialami Lia.
Lama bercerita sangking terbawa
suasana Lia tak terasa meneteskan air mata, dan kemudian salah satu teman
sekaligus sahabatnya memeluk Lia,
“Sudah-sudah
jalani aja kita semua teman-temanmu disini mendukung apa yang terbaik buatmu
Li,” Ujar salah satu teman Lia sambil memeluk erat Lia yang sedang menangis.
Lama bercengkrama senda gurau,
salah satu temannya lia si yasmin menawarkan permen kepada Lia,
“udah say
jangan terlalu dipikir tapi dijalanani, ini makan permen dulu dikit aja enggak
apa-apa kok cuma sedikit ngilangi kepenatan kamu aja, nih ..” (sambil
mengasihkan permen yang begitu banyak). Kemudian Lia memakan permen tersebut
untuk menghilangkan galaunya,
“rasanya kok
gini yah..kayak ada caramel-caramelnya gitu,” .
Candaan
dirumah teman lia itu terus mengalir dan cair seiring berjalannya jarum jam,
waktu menunjukkan sore hari tiba waktunya Lia dan teman-teman lia pulang kerumah
mereka masing-masing.
“Gaes aku
pulang yah..sampai ketemu lagi entar gokil-gokilanya lagi dilanjutin di BBM,
entar BBM aja kalau mau kumpul-kumpul lagi.” Pamitan Lia kepada teman-temannya
saat pulang.
Beberapa saat
kemudian lia pun sampai dirumahnya dan mama lia ngomel-ngomel karena dari tadi
pagi lia pergi keluar rumah dan pulang sore,
“Dari mana
saja kamu Lia, kok enggak pulang-pulang, jam segini baru pulang?” Tanya mama
Lia sambil ekpresi kesal.
“Iya ma, maaf
Lia tadi dari rumah diah tadi mau pamitan sama mama, mama lagi keluar,” jawab
Lia sambil menundukkan kepalanya.
“Masak jam
segini baru pulang, enggak pamit lagi. Kan ada HP, buat apa mama beliin kamu HP
kalau enggak di pakek,”
“Maaf ma,
maaf.. Iya lain kali Lia pamitan ma, janji ma.”
“yauda mandi
sana, Sholat terus belajar.
Setelah itu
mamapun marah-marah dan ngomel-ngomel kepada lia dan lia minta maaf kepada
mamanya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Setelah itu lia lekas mandi
dan sholat.
Malam
Hari dirumah Lia
Malam harinya
Lia sedang dikamar lagi belajar, Kemudian HP lia bunyi,
”Klunting..klunting”,
“Siapa lagi
sih ini ?, enggak tau juga aku lagi belajar.” Sewot lia
Ternyata si Fery yang sedang SMS si
Lia,
“eh
mas Fery SMS ternyata, sambil tersenyum kegirangan
Kemudian Lia SMSan sambil belajar
sampai larut malam tak disangka-sangka jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,
kemudian lia tertidur dan si Ferypun marah-marah dan ngambek karena Lia
tertidur sedangkan si Fery sangat rindu kepada fery.
Keesokan
Harinya
Paginya si Lia membalas SMS Fery
dan Fery tidak membalasnya sampai sore harinya karena si Fery ngambek sama si
Lia.
“Sayang maaf
ya tadi malem aku ketiduran, aku ngantuk ,” isi sms balasan Lia.
“Mas?” kamu
kemana?”
“…………”
“Mas kamu
marah yah ?
“………….”
Berulang kali
Lia SMS Fery tapi tidak ada balasan sama sekali, terus saja Lia SMS Fery tapi
tetap saja tidak ada balasan, sampai pulang sekolahpun Lia belum ada SMS
balasan dari Fery. Tapi disetiap sore (magrib) Lia selalu SMS Fery ngingetin
Sholat magrib, dan disaat itupun Fery baru membalas SMS si Lia.
“mas magriban
dulu gih.” SMS lia
Beberapa saat
kemudian si Fery membalas SMS Lia.
“Iya li aku
udah magriban kok, kamu juga ya lia,” Jawab Fery.
“Akhirnya kamu
balas juga SMSku,” jawab lia sambil merasa lega
“Iya lia maaf
tadi sibuk,” saut si Fery dengan santai dalam SMSnya
“Sibuk apa sih
kamu?,”kuliah aja tinggal dikit, kamu kenapa? Ngambek sama aku?”
“Enggak li,
aku enggak ngambek kok, aku sibuk,”
“Yauda
terserah kamu.”
“Ya…maaf li,
maaf (emot sedih)
Setelah
perdebatan diSMS kemudian si Lia tiba-tiba nggak ngebales SMS si Fery, dan
Ferypun kebingungan dibuatnya.
“Lia, kamu
kemana?”
“……………..”
“Lia?”..ini
kan masih jam 9 masak kamu udah bubuk?”
“…………..”
Hari mulai
malam tapi SMS lia belum nonggol-nonggol di HPnya si Fery. Batin Fery mulai
goyah rasa rindu yang Fery alami kian terasa tapi mata Fery juga tak mampu
menahan rasa ngantuk yang begitu hebat, kelopak matanya mulai bengkak
alis-alisnya juga mulai kusut, begitu rasanya menahan rindu begitu rasanya
kalau rindu dan rindu tak tersampaikan.
“Hampa memang
jika rinduku ini tak tersampaikan, ngapain juga tadi pake acara ngambek-ngambekan
segala, kalau tau si Lia bakal lebih ngambek”, ujar si Fery dalam hati.
Dan tau kalau
si Lia tak membalas SMSnya kemudian si Fery memutuskan untuk tidur saja sambil
mendengarkan lagu-lagu.
(Sebuah lagu
Band Barat Blink 182 di headset Fery)
“Hello there The engel from my nightmare
“The shadow in the background of the
morgue
“The unsuspecting victim of darkness in the valley
“We can live jack and sally if we want
“Where you can always find me
“We’ll have Halloween on Christmas
“And in the night
we’ll wish this never ends
“We’ll wish this never
ends………………………………….
Lagu belum
habis Fery sudah tertidur pulas dengan kelopak mata agak menutup sedikit
sehingga bola matanya kelihatan separoh, sambil membuka mulut agak lebar pertanda
Fery itu tidur kecapekan.
Sebulan
sebelum Ulang tahun Lia
Tujuh bulan sudah Fery dan Lia
jadian kira-kira bulan Juni dan sebulan lagi Lia juga Ulang tahun yang ke-18.
Dan disini si Fery mempunyai rencana sureprise buat ulang tahun Lia yang ke-18
tahun, Fery sangat antusias sekali membuat surprise ini untuk Lia sampai-sampai
dia menghubungi semua teman-temannya yang ada di Malang mulai teman-teman dari
satu kampung sampai teman-teman dari satu kampus. Konsep surprise Ultah si Lia
sendiri adalah sebuah video yang berisi tentang perjalanan si Fery dan Lia
selama mereka berpacaran dan video ini diakhiri oleh ucapan selamat buat
hubungan Fery dan lia dan juga ucapan selamat buat ultah si Lia yang ke-18 oleh
teman-teman Fery dan oleh teman-teman Lia, Surprise ini memang sengaja dibuat
jauh sebelum hari ultah si Lia karena video ini memakan waktu yang lama utnuk
membuatnya, Maka dari itu Fery sangat ingin sekali kalau surprisenya ini
berjalan dengan lancar, Pertama-tama Fery mulai menghubungi teman-teman fery
yang ada di Malang,’’
(obralan ditelfon antara si Fery
dan salah satu temannya yaitu diki)
“Hallo, hey
Dik umak dimana ?, bisa bantu aku enggak?,” FERY.
“Hallo juga
Fey, aku dirumah, bantu apa nih? Kok tumben?,”Diki.
“Gini dik aku
mau buat Surprise buat pacar ane nih, kamu bisa bantu kan?,” umak datang aja
kekosku ya?sekalian anak2 yang lain juga dikasih tau.”
“yaelahhh…Fer
kamu gitu deh aneh-aneh, okelah siap entar aku kekosmu.”
“Hahaha aku
yakin umak pasti bantu aku, makasih ya dik,”
“haha oke
Fer.”
Setelah Fery
menghubungi si Diki lewat telfon akhirnya diki mau mambatu Fery untuk surprisenya
dan Fery juga menyuruh diki memberitahukan kepada teman-teman Fery dan diki
yang lain agar mereka membatu Proyek sureprise Fery. Kemudian malam harinya si
Diki datang kekos Fery utnuk membicarakan surprisenya Fery,
(suasana dalam
kos Fery)
“kamu akhirnya
datang juga dik, sini2 kak Fery kangen sama kamu,” sapaan fery pada Diki yang
baru datang.
“Hmmm…kan
mesti kalau ada maunya kamu nih baik sama aku Fer, “ jawab diki sambil nyindir
fery
“ah kamu..”
jawab si Fery
“cepet mau
bilang apa kamu ngundang aku kesini ini,”
“Gini Dik, aku
mau buat Video ultah buat pacar ane nih, video ucapan selamat ultah gitu,
ngertikan?”
“hmm… maksudmu
yang kayak diyoutube- youtue itu?, loh kamu mesti aneh-aneh Fer, sampek
segitunya kamu ke pacarmu, hahaha”, sambil tertawa nyindir
“Kamu mau
bantu apa enggak nih?” saut fery sambil cemberut ke diki.
“ehmm..bantu
gak yah?” jawab diki sambil candaiin si fery
“Serius nih
Dik, kalau kamu enggak mau bantu, terus siapa lagi dong?, Temen-temen kos udah
fix ngebantu nih tinggal kamu Dik sama teman-teman kampus lainnya.”
“Yauda-yauda
Fer aku juga Fix ngebantu kamu, tapi ada syaratnya?’’
“ah kamu ama
temen aja pake ada syarat,” sambil ekspresi kesal
“kamu sih
serius amat fer biasa aja kali, aku bercanda , aku fix nih entar teman-teman
lain aku lobi deh biar bisa bantu, dan harus bantu kamu.”
“hehehe…(tertwa
lega) serius dik? Makasi loh dik, entar jangan lupa bilang sama teman-teman
yang lain yah.”
“Siap deh kamu
terima Take Video aja entar.”
Lama
pembicaraan antara Fery dan diki akhirnya diki mau membantu Fery, dan sekarang
tinggal teman –teman si Lia yang ada diLumajang belum dikonfirmasi sama fery,
dan akhirnya Fery untuk menelfon salah satu teman dekat si Lia, si Yasmin. Beberapa
saat kemudian Diki pun pulang dan kesempatan Fery untuk segera menelfon si
Yasmin, tidak menunggu lama ferypun langsung menelfon si Yasmin yang ada
diLumajang,
“Tut..tut..tut…”
“Hallo
..hallo..Yasmin,?” suara Fery.
“Hallo juga
mas Fer, kok tumben nelfon ada apa nih?” suara Yasmin.
“Hehehe…aku
ganggu kamu gak nih?”
“Enggak kok
mas, ada apa ini kayaknya penting yah?
“Iya nih Yas
mau minta bantuan sama kamu, kamu taukan ultahnya si Lia bulan depan? Nah aku
mau minta bantuan kamu dan teman-teman dekat Lia lainya buat Video ucapan
ultahnya, gimana?
“Oalah mas ,
so sweet banget sih?, iya mas aku mau bantu deh entar sekalian aku bilangin
yang lainnya.”
“Duh maaf yah
ngrepotin yas,” tapi makasih loh udah bantu.”
“Iya mas
santai aja entar aku bantuin, ohya videonya itu gimana ? apa mas yang ke Lumajang
atau aku sama temen-temen yang lain bikin sendiri terus aku kirim lewat
E-mail?”
“Kayaknya
kirim lewat E-mail aja yah, aku kalau ke Lumajang enggak ada waktu Yas kuliahku
padat, enggak apa-apa kan?”
“Oh gitu yah…iya
deh enggak apa-apa mas, entar tak bilangain yang lain,”
“yauda udah
malem nih, kamu tiduro, makasi loh yah udah bantu salamin juga sama yang
lainnya.”
“Ok mas
sama-sama entar tak salamin”
Malam itu
semua urusan soal video selesai juga dan fery sedikit merasa lega tapi masih
banyak lagi yang masih kurang misalnya Take video, Editing, Fhinising. Dan yang
paling menjadi masalah adalah waktu yang begitu mepet kebetulan juga si Fery
pertengahan bulan depan dia mengikuti KKN yaitu Kuliah Kerja Nyata dan tidak
bisa ditinggal, Maka dari itu Fery harus cepat membuatnya paling tidak dia
harus menyelesaikannya sebelum keberangkatannya KKN di Luar Malang itu.
Entah apa yang
ada dibenak fery pada saat itu sebulan yang dipikirkan hanya surpreise itu saja
sampai-sampai informasi KKN tidak digubrisnya sehingga Fery tidak tau sama
sekali tentang informasi KKN kapan berangkatnya kapan tanggal kumpulnya.
Sebulan penuh dengan Take video saja kerjaanya karena teman-temenya jarang ada
yang bisa pada waktu yang ditentukan fery sehinnga teman-teman fery bikin
jadwal sendiri untuk take videonya banyak waktu molor, akibatnya pengeditan
videonya juga molor dan mempengaruhi waktu jadi video itu sendiri.
15
Hari Kemudian
Tak terasa waktu sudah setengah
bulan tapi proses video masih belum jadi dan masih proses panjang. Tiba-tiba
temen Lia yang diLumajang menelfon Fery ngasi tau bahwa mereka tidak bisa
membantu proyek ultah fery karena banyak tugas dan TRY OUT sekolah, dan mereka
meminta maaf kepada Fery karena tidak bisa membantu fery. Saat itu pula Fery
langsung kebingungan apa yang terjadi?
(percakapan
dalam telfon)
“Hallo mas
fery?” suara yasmin
“Iya Yas ada
apa?, gimana videonya udah jadi? Aku masi belum bukak e-mail ada kegiatan KKN
juga nih,”
“Anu mas…(agak
kesulitan ngomong) gini, kita disini minta maaf banget yak ke mas Fery, Soal
Videonya kita enggak bisa bantu mas, banyak tugas dan tiap hari ada TRY OUT ,
kita emang benar-benar enggak ada waktu buat kumpul mas apalagi buat videonya
mas, maaf banget yah.” (sambil nada sedih)
“Duh gitu
yah..yauda enggak apa-apa deh, tapi aku berharap banget kalau dalam videoku itu
ada kalian juga, tapi enggak apa-apa kok temen-temen Malang udah cukup kok,
lagian kalian kan sibuk banget tuh kayaknya,” (jawaban Fey yang Sok dewasa) .
Tak mau dibuat
pusing Ferypun Terus Take video seadanya karena waktu sudah sangat mepet sekali
dengan hari “H” ultah dan hari “H” KKN.
“Untuk masalah Editing dan Fhinising kan bisa diselesaikan di tempat KKN,” ujar
Fery sambil menghibur diri sendiri. Apalagi beberapa hari lagi Fery akan
berangkat melakukan KKN di Luar kota Malang dan jauh dari Lumajang yaitu di Jombang.
Video-Vedio
pun terkumpul hari demi hari take video sudah mulai selesai. “Alhamdulilah
Videonya sudah selesai tinggal Editing, enggak apa-apa deh aku berangkat dulu
KKN masalah Editing dan Fhinising kan bisa di tempat KKN, sekalian minta
bantuin teman KKN menyelesaikan.”
Bulan
Juli di tempat Posko KKN
Malam itu disudut ruang kelas
sekaligus tempat tidur para peserta KKN laki-laki berkumpul, Tapi Fery
kelihatan sedang sibuk dengan Laptopnya, dan kemudian salah satu teman KKN fery
si Alam menghampiri Fery,
“Fer lagi apa
kamu?” saut Alam
“Eh kamu Lam,
ini lagi edit video, ohya HP kamu bisa Thetring internet nggak?” saut fery
sambil tetep menghadap Laptop.
“Ada kayaknya
Fer, kamu mau Thetring tah?, ini tak share kok
“Makasi ya
Lam, aku mau Upload Video Ke youtube nih,
Kira-kira
Pukul 12 malem si Fery mengUpload video Surprise buat si Lia di tempat KKN itu
menggunankan internetnya si Alam. Kemudian Link Youtube dikirim ke Lia lewat
SMS saat itu juga. Selain itu Fery juga memBURNING Videonya ke Kaset CD yang
sudah dibelinya siang tadi, dan Fery juga sudah membeli Novel tentang “LDR”
yang sudah disiapkanya sebelum berangkat KKN, dan rencananya CD berserta Novel
itu akan dikirimnya ke rumah Lia diLumajang. Namun Fery agak kesulitan karena
tempat KKN yang sedang Fery tempati jauh dari kota dan jauh juga dari tempat jasa
pengiriman, terpaksa Fery keesokan harinya harus meminta izin kepada
Koordinator Desa KKN untuk ke kota mencari jasa pengiriman. Dan keesokan
harinya,
“Pak Koordes,
aku mau izin ke kota hari ini, aku mau ngirim paket ke Lumajang ,”
“Oh gitu yah …
yauda kamu harus segera balik ke Posko KKN soalnya nggak enak sama warga sini
kalau sering keluar Fer,’
“Iya pak siap,
kalau habis ngirim aku langsung balik ke Posko, makasih pak”
Siang harinya
Fery langsung berangkat ke pusat Kota
Jombang mencari tempat jasa pengiriman paket dan barang. Panasnya Jombang hari
itu senantiasa menemani perjalanan Fery, diatas motor fery sangat sadar bahwa
keringatnya sudah mulai keluar menghiasi wajah dan helmnya sehingga wajah fery
mulai basah karena keringat semangat itu. Beberapa jam berputar – putar kota
Jombang akhirnya Fery menemukan Kantor Pos,”yauda tak apalah Kantor pos atau
JNE saya pikir yang penting sampai tepat waktu paketan ini”,ujar Fery dalam
hati, dari kejauhan kantor pos itu kelihatan sama seperti sesuatu yang
bercahaya seperti sumber air yang ada didalam sebuah gurun. Betapa senangnya
hati Fery pada saat itu sesuatu yang dicari-carinya akhirnya ketemu juga. Tak
lama kemudian si fery langsung masuk ke Kantor Pos itu kemudian si Fery
langsung menghampiri satpam yang ada didalam Ruangan Kantor Pos tersebut,
”Ada yang bisa
saya bantu dek ?,” Tanya satpam Kantor Pos.
“Anu pak …saya
mau kirim paket pak, sebelah mana ya pak ?” Jawab Fery.
“Adek mau
paket yang Reguler apa Ekspress ?, Kalau yang Reguler sebelah kiri tapi kalau
yang Ekspress itu sebelah kanan dek,”
“Yang biasa
aja pak yang Reguler,”
“Kalau yang
Reguler langsung aja dek ke sebelah kiri, tapi adek harus ambil no.antrian dulu
yah, silahkan adek,”
“Ohya pak
makasi,”
Kemudian Fery
jalan perlahan menuju loket antrian, tanpa ragu Fery langsung saja menuju loket
antrian untuk mengambil no.antrian, tanpa disengaja no.antrian Fery adalah 23 .
“No.23 yah..
enggak apa-apa deh,” sambil duduk dikursi antrian
Beberapa saat
kemudian Fery menunggu, terdengar suara merdu mbak-mbak operator Kantor Pos
memannggil dan menyebut no.antrian 23 dan itu kepunyaan si Fery, Kemudian fery
langsung saja menuju loket pengurusan paket di depan ruangan itu,
“Ada yang bisa
saya bantu Pak,?” Tanya Mbak-mbak Pelayan Loket.
“Iya mbak ini
saya mau ngirim paketan ke Lumajang,”
“Maaf
sebelumnya ya pak kalau boleh saya tau ini isinya apa yah?” silahkan bapak isi
nama pengirim no.telpon pengirim sekalian sama nama yang dituju dan no.telpon
yang dituju ya pak.”
“Oh ini isinya
buku mbak sama kaset cd, bukan bom kok mbak,” jawab Fery sambil candain mbak –
mbak loket.
Mbak – mbaknya
cuman tersenyum aja.
“Hehehe.Bapaknya
ini bisa aja, kalau isinya Bom ya bapak saya laporin ke Satpam,”
“ini udah saya
isi semua mbak, kira-kira berapa hari ya nyampek di alamatnya ini,”
“Ini pak kalau
waktunya itu paling lama 3 hari sudah sampai di tempat tujuan,”
“oh iyadeh mbak
terima kasih,”
Tak terasa
waktu sudah siang dan Fery segera bergegas pulang ke tempat Posko
KKN.”Alhamdulilah sudah selesai semua urusannya, tinggal liat respon Lia aja
nih,” (Fery berbicara dalam hati sambil senyum-senyum).
3
hari kemudian Dalam sebuah Video…..
Malam itu di tempat posko KKN kira
– kira jam 9 malam, Fery mendapatkan telfon dari Lia, pada saat itu Fery baru
selesai dari pekerjaannya di KKN. Dalam telfon si Lia kelihatanya sangat senang
sekali dengan sureprisenya dari Fery, dan Lia sangat berterima kasih pada Fery
karena sudah memberinya kejutan, dan Fery merasa lega karena apa yang di
rancanakan apa yang diharapkan Fery berjalan lancar sesuai apa yang Fery
harapkan.
“Alhamdulilah kalau kamu senang sayang, aku
akan berbuat apa saja demi hubungan kita demi kamu, aku sayang sama kamu lia,
aku tau kita berjarak dan aku sadar bagaimana berharganya suatu pertemuan bagi
kita, tunggu aku ya lia, Happy Birthday sayang semoga apa yang menjadi harapan
dan cita – citamu akan cepat tercapai.” Ujar Fery ke Lia dalam telfon.
Sesuatu yang
tidak mungkin bisa saja terjadi asalkan kita yakin dengan apa yang sudah kita
yakini sejak awal. Hari demi hari di tempat KKN sudah dilalui oleh si Fery tak
terasa waktu kian berlalu saat kepulangan Fery dari tempat KKN akan segera tiba
dan sangat disayangkan jika semuanya akan berlalu seiring berjalannya waktu.
Fery tak mau itu terjadi maka dari itu Fery mengusulkan kepada semua anggota
kelompok KKN agar membuat sebuah PENSI perpisahan nanti, dan itu langsung
disetujui oleh semua anggota dan pengurus KKN. Kemudian Fery dan anggota
kelompok KKN lainya langsung membuat sebuah acara PENSI perpisahan yang diisi
oleh tradisi masyarakat sekitar misalnya pengajian karena masyarakat Jombang
identik dengan Islami dan semua serba islami, inilah bukti bahwa apa yang sudah
di apresiasikan oleh KKN ini dan harapan semua anggota KKN acara ini adalah
acara puncak yang mengesankan semua warga dan masyarakat Jombang khususnya
daerah tujuan KKN, dan inilah oleh – oleh dari kami kepada semua lapisan
masyarakat Jombang. Dengan PENSI harapan dari peserta KKN adalah tetap menjaga
silahturahmi baik bagi anggota KKN itu sendiri maupun dengan semua warga dan
masyarakat Jombang khususnya para staf desa yang kami tempati sebagai sasaran
desa KKN.
Lumajang
is Too Late….
Pagi itu di
sela gang terlihat seorang perempuan yang tergesa – gesa berpakaian seragam
putih abu – abu sedang bingung mencari angkot, kelihatanya perempuan itu
terlambat pergi kesekolah entah apa yang barusan terjadi sehingga perempuan itu
terlambat kesekolah, Perempuan itu adalah Lia gadis berkulit putih berwajah
bulat sedang sibuk mencari angkot dekat gang rumahnya, jam pun sudah beranjak
ke pukul 7 tapi angkot belum saja muncul di atas aspal jalan raya,
Beberapa saat
kemudian angkotpun datang dan kemudian Lia langsung masuk kedalam angkot, 10
menitan perjalanan dan kemudian sampailah Lia ke Sekolah dengan terburu-buru
dan ternyata sekolah sudah sepi dengan siswa siswinya dikarenakan bel masuk
sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit tadi, dan Lia telat masuk kelas , dan
kemudian Lia sampai didepan pintu kelas ternyata pintu kelas sudah tertutup,”
“Tok..tok..tok,”
(ketukan pintu kelas lia oleh lia)
“Assalamualikum,”
salam Lia sambil mengetok pintu kelas yang tertutup.
Lama kemudian
terdengar merdu suara guru dari dalam kelas,
“Waalaikumsalam,
iya silahkan masuk,” jawab Guru Lia yang sudah menunggu Lia dalam kelas.
Kemudian Lia
membuka pintu kelas perlahan diiringi suara pintu yang seperti di film – film
horror, “Krieeeekkk…., Lia langsung saja masuk dengan keringat basah di seluruh
wajahnya, dan menghampiri gurunya didepan kelas,
“Maaf telat
Bu, angkotnya lama tadi,” ujar Lia sambil menundukkan keapalanya.
“Kenapa telat
kamu?, kenapa?, angkotnya kehabisan bensin ?”, Jawab Guru Lia dengan nada
tinggi.
“hahahahhaha….hahahha….”(semua
teman Lia yang ada didalam kelas tertawa)
“Maaf Bu,
memang angkotnya tadi lama,” jawab denga nada malu lia.
“Yasudah duduk
kamu, lain kali jangan terlambat lagi yah,”
“Iya bu,
terima kasih,”
Kemudian Lia
langsung menuju kursinya dengan tergesah – gesah, dan Lia langsung duduk, teman bangku Lia si yuli,
“Eh Lia, telat
lagi, kalau kamu gini terus lama – lama kamu gak dilulusin.” Sambil bisik-bisik
ke Lia.
“Abiku nggak
tidur dirumah yul, dia tidur dirumah dinas jadi aku gak ada yang nganter,”
“Yauda nanti
kita bicarain di kantin, Gurunya lagi enggak bersahabat ini gara-gara kamu kita
semua kena ini,
Jam
Istirahat Sekolah
Kemudian bel istirahat berbunyi,
Lia dan teman-teman lainya bergegas keluar ruang kelas, untuk beristirahat.
Sedangkan Lia dan yuli teman sebangku Lia langsung menuju kantin,
“Beneran lo
Lia kamu jangan sering-sering telat, kita udah kelas 3 para guru nggak
segan-segan untuk sekedar nggak ngelulusin kamu.”
“Kan tadi udah
aku bilang , Abiku gak bisa nganter aku yul,”
“Yakin ?”
sambil senyum-senyum.
“hehe enggak
sih tadi malem aku telfonan sama Fery sampai larut malem yul,” jawab lia sambil
tersenyum malu.
“Nah…kan sudah
kuduga sebelumnya, gak yakin kalau angkot yang kamu tumpangin itu muter-muter
seluruh Lumajang terus baru ke sekolah,”
”namanya juga
lagi rundu yul, seneng aja aku kalau denger suaranya si Fery, kamu sih belum
pernah LDRan,”
“Tapi nggak
sampai ganggu sekolahmu gini kan Lia,?”
“tauk ah
yul…pokoknya kamu belum pernah LDRan jadi kamu enggak tau apa-apa. Ohya ngomong-ngomong
kapan yah Fery pulang, aku rindu nih yul,”
“Enggak tau
aku. Emang aku pacarnya? lah kamu gimana sih pacarnya?”
“Dia masih KKN
yul, enggak tau juga kapan pulang, semoga aja dia cepet pulang,”
“Iya semoga
saja,”
Posko
KKN Jombang
(Menunggu)
***
Malam
yang hening ketika para peserta KKN batu saja beristirahat tapi salah satu seorang
peserta hanya berdiri di pojok pintu kamar sibuk melihat HANDPONE yang sedang
dipegangnya, dibawa lampu teras yang berwarna putih terpancar kearah Fery,
Kemudian Fery terlihat sedang menelfon seseorang sebut saja Lia pacarnya yang
sedang berada jauh disana ratusan kilometer dari tempatnya berdiri,
“Tut…Tut…Tut..(suara
nada telfon Fery ke Lia)
“Tut…Tut…Tut..”
Beberapa
saat kemudian.
“Hallo
lia, Assalamualaikum”, saut Fery.
“Hallo
Waalaikumsalam mas,” jawab Lia.
“Kok
belum tidur lia? Udah malem loh,”
“Belum
mas barusan selesai ngerjain PR,”
“Lia…
mas rindu.
Dan
seketika itu Lia terdengar membisu saat si Fery mengatakan “rindu” dan ternyata
Lia sedang menangis tersenduh tak terdengar sayu di telinga fery, si Lia terus
menangis karena Lia sendiri merasakan apa yang dirasakan oleh Fery, Lia bingung
harus berbicara dan menjawab apa seolah-olah fikiran dan lidah Lia sudah tak
lagi menyatu, “ Begitu beratnya aku menahan ini yang, rasa rindumu yang ku tahan
selama ini sangat menyakitkan dan terbebani, apalagi kalau kamu sudah
mengatakan kangenmu terhadapku, apa yang harus aku lakukan aku hanya bisa
menunggu, menunggu dan menunggu. Aku tak tau apa yang kamu lakukan disana, aku
tak tau sama siapa kamu disana, dan aku hanya bisa menunggumu, menunggu
kabarmu, menunggu SMSmu, menunggu waktu luangmu, dan yang pasti menunggu
kepulanganmu.” Begitulah jeritan hati Lia saat itu.
“Hallo..
lia? Kamu kok diem?, ngantuk yah?”
“Iya
mas tiba-tiba aku ngantuk, aku tidur dulu yah…”
Tak tau kenapa Lia tiba-tiba
langsung menutup telfonnya.
“Tut…Tut..tu..”(suara
telfon Lia yang sudah ditutup)
“Aneh, ada apa
yah anak ini tiba-tiba menutup telfonnya, nggak biasanya”, nggrutuan Fery dalam
hati.
Dan setelah
Lia menutup telfonnya kemudian Lia langsung menangis hebat dikamarnya sampai
kelopak matanya tebal bengkak, lama kemudian Lia mulai tertidur.
Padahal Fery
menelfon Lia itu cuma mau pamitan kalau fery lusa sudah pulang dari KKN dan
lusa Fery sudah di Malang lagi, tetapi Lia langsung saja menutup telfonnya yang
tak dimengerti fery saat itu. Semalam Fery terus berfikir ada apa dengan Lia
saat itu? Apakah aku salah ngomong ? apakah aku sudah menyinggung hati si Lia,
entah apa yang terjadi pada Lia saat itu dan masih terbayang-bayang dibenak
Fery.
On
The Way Malang ………
Siang itu kira – kira jam 1 siang
Fery terlihat kelelahan, perjalanan tadi pagi membuatnya merasa lelah, letih
dan lunglai, Fery sudah di Malang sekarang dia barusan datang dari Jombang
tempatnya KKN. Masa KKN yang dia tempuh selama 1 bulan sudah dilampauinya.
Berpisah dengan teman-teman KKN Fery mempunyai cerita tersendiri baginya dan
teman-teman Fery lainnya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana Fery meluangkan
waktu untuk beristirahat di kosnya dan tak lupa juga Fery segera memberitahukan
kepulangannya ini kepada si Lia,
(Percakapan
dalam SMS)
“Lia
aku udah di Malang, aku barusan datang,” SMS Fery kepada Lia
“Iya
mas kamu istirahat dulu aja, kamu pasti capek,”balasan Lia
“Ini
aku udah dikasur mau istirahat li,”
Beberapa
saat kemudian Ferypun tertidur dengan jacket yang masih melekat dibadannya.
Fery terlihat sangat kecapek’an sekali terlihat dari cara tidurnya yang seperti
karpet yang terlentang menutupi seluruh kasurnya yang kecil itu. Dia seperti
bermimpi bertemu dengan Lia yang saat itu. Sangking kangennya kepada Lia.
Senja
di atas langit terlihat begitu merah dan indah dipandang namun Fery pada saat
itu terlihat masih di kasurnya dengan mata yang terbuka dan badan yang masih
berselimut ketat yang membalut seluruh tubuhnya, Tak lama kemudian Ferypun
bangun dan melirik jam di dinding kamarnya yang menunjukkan jam 17.30 Waktu
Indonesia Barat. Dan seperti biasa si Lia SMS kepada Fery untuk mengingatkan
Sholat Magrib. Dan itu yang ditunggu-tunggu setiap magrib oleh Fery, Ferypun
mulai bergegas kekamar mandi namun seperti biasa kamar mandi saat pagi dan sore
itu sangat antri, sembari menunggu giliran mandi Fery bersendaugurau dengan
teman-teman kos lainnya. Setelah mandi kemudian Fery menunaikan ibadah sholat
magribnya didalam kamar.
Malam harinya si fery menelfon si
Lia
“Hallo.., Lia
lagi apa?,”Nelfon sambil liat foto Lia di dompet.
“Hallo …, Ini
mas habis sholat isyak, Kamu sendiri lagi apa mas? Jawab Lia
“Ini abis
bincang-bincang dengan anak-anak kos,”
Malam terus
beranjak tatkala bulan menemani canda tawa dua sejoli yang lagi asyik dengan
suara-suara yang katanya bikin mereka berkhayal seperti bumi menyapa langit,
merekalah sang pejuang kesetiaan, merekalah pejuang hati. Entah sadar atau
tidak mereka telah termakan malam yang terus larut hingga dini hari menyapa.
Dan terfikir dari salah satu pejuang hati untuk segera memejamkan matanya. HP
itu sungguh sangat berarti bagi para pejuang LDR seperti mereka. “Inilah cara
mereka berpamitan saat rindu mulai terkikis oleh serangan rasa “ngantuk”.
“mas aku tidur
dulu yah?” Saut Lia dalam pembicaraan dalam telfon.
“iyadeh lia
kamu tidur aja dulu,” Jawab Fery dengan sedikit nada agak kesal.
“Tutup dong
mas telfonnya,”
“Enggak kamu
dulu,” Dengan nada sewot-sewot manja.
“Kamu dulu.”
Dengan manjanya si Lia.
“Kamu mas
kamu,”
“Yauda
sama-sama yuk, Satu…dua..tiga…
“Ah enggak
kompak kamu, sekali lagi yah…Satu…Dua..Tiga…
“Tut..Tut..Tut..”
Lia menutup telfonnya.
“Ah…kok
dimatiin sih,” Ngomong sendiri.
Perlahan dua
sejoli ini mulai beranjak kekasurnya masing-masing dan mulai perlahan
memejamkan matanya. Betapa tragisnya mereka dalam kisah ini sungguh LDR menguji
kesabaran mereka, Inilah wujud kesetiaan apabila kita memang tergariskan
begini.
Setahun
Berlalu dalam Balutan Asmara
(Teras rumah dan Hujan)
***
Nafas syukur
tak henti-hentinya berdampingan diantara rasa cinta dan asmara Fery dan Lia
saat itu. Bulan November yang penuh dengan kebasahan hujan senantiasa menghiasi
langit bahkan setiap waktu hujan tiba-tiba turun dengan sedikit senyumannya
menyambut perayaan kecil antara Fery dan Lia. “Ini adalah bukti bahwa saya dan Lia
benar-benar saling mencinta dalam basah hujan ini aku berdoa, bahwa kelak hujan
ini akan muncul lagi disetiap nafas kita berdua, terima kasih Tuhan terima
kasih sayang kamu motivasi hidup dalam mimpi dan kenyataanku,” ujar Fery dalam
hati yang ditemani hujan kecil-kecil dihalaman teras rumah Lia, sambil
memandang Lia penuh senyum. Tuhan akan mendengarkan umatnya jika mereka
benar-benar percaya dengan cinta mereka.
“Kakak ini
tehnya,” Sambil malu-malu Keizha Fahrani adik Lia yang erumur 6 tahun itu
menghantarkan teh kedepan teras.
“Duh adek
terima kasih, hayo siapa yang bikini ini?” Saut Fery sambil godain adik Lia.
“Ini mama kak
yang buatin, buat kakak,” Dengan polosnya Keizha berusaha membuat obrolan kecil
dengan si Fery.
Sore itu
semakin cair dengan kehadiran adik Lia diantara candaan Fery dan Lia di teras
rumah Lia sambil menunggu hujan yang enggan redah menghentikan air langitnya
itu. Perlahan Fery mulai menyeduh teh tadi dengan tatapan yang tetap pada wajah
si Lia, sore itu dihiasi dengan saling tatap antara Fery dan Lia.
“Lia, Love
you…” Sedikit ucap samar- samar fery kepada Lia.
“Apa..?, enggak
denger.” Saut Lia.
“Yasudah,”
Sambil tersenyum.
“Terima kasih
mas,” sambil tersipu malu.
“Buat apa?”
jawab Fery.
“Buat hatimu
sejauh ini.”
“Iya...kan
memang begitu.”
“Kapan kamu
Pulang?”
“Besok li,”
“Kenapa ?”
“Aku mau main
ke Malang, boleh yah? Entar aku tidur di kakakku.”
“Main ke
Malang? Kapan ? iya entar aku ajak main-main keliling Malang.”
“Enggak tau
kapan, yang pasti aku maunya entar di Malang sama kamu.”
“Iya li, iya”
Dan
Malang pasti aku kunjungi…See You There.
Malam itu di hari kepulangan Abi,
ayah Lia dari rumah dinas. Terdengar suara motor khas kepunyaan Abi mulai
berbunyi di antara jalan gang rumah Lia, dari kejauhan si Abi mulai menampakkan
diri di sela-sela gang rumah Lia dengan motor ala Ridernya dan helm yang unik
berkaca hitam, Abi mulai memarkir motornya di depan teras rumahnya dan kemudian
teriakan si adik Lia Keizha,
“Abi
– Abi datang yee..yee..Abi datang,” Sambil berlari menghampiri Abinya di teras
rumahnya yang barusan turun dari motornya, kemudian si Abi menggendong Keizha
dan membawanya kedalam rumah.”
“Duh
anak abi, udah makan?” Tanya Abi sambil menggendong Keizha.
“Aku
mau maemnya sambil disuapin Abi,’’ Jawab Keizha dengan polosnya dan rasa kengen
yang muncul pada pipi merahnya.
“Hmmm…iya-iya
sini abi suapin”,
Semua keluarga
Lia sangat menantikan kehadiran Abi, begitupun dengan Lia, dia sangat humoris
namun dia sangat penyayang. Semuanya sangat sayang kepada Abi. Malam itu
suasana semakin cair berkat Abi, namun tiba-tiba si Lia bertanya kepada Abi,
“Bi, aku
liburan bulan depan ke Malang ya…, sekalian mau beli buku panduan ujian di
Gramedia, boleh yah?” Rayuan Lia kepada Abi.
“Loh…ke Malang
? nanti kamu berangkat sama siapa? Tidurmu gimana?”, Jawab abi dengan tegas.
“Iya Bi ke
Malang, nanti sama anak-anak juga kok Lisa, Iis, sama Lisna, kalau anak-anak
yang lain tidur di rumah neneknya Lisna tapi aku entar tidur di kakak aja yah?
“Oh gitu
yasudah ati-ati, telfon dulu kakakmu entar kalau kamu mau tidur sana, Ohya abi
nitip Kripik Tempe Khas Malang yah?”..cletuk’an abi sambil senyum-senyum.
Lia mulai
bernafas lega karena rencana Lia berhasil kalau Abi ngebolehin Lia pergi ke
Malang di Liburannya Buulan depan.
“huuuhh (tarik
nafas)….iya bi entar kakak aku telfon, nggak aku bawain Kripik Tempe, kalau
uang sakunya enggak ditambahi,” sambil senyum-senyum si Lia.
“Duh kamu ini,
iya entar abi tambahi uang sakumu.
Lia terlihat
sangat bahagia saat itu semua apa yang diharapkannya ternyata berhasil, namun
Lia sempat pesismis soalnya Lia sangat takut pada Abinya, tapi kenyataannya Lia
berhasil membuat Abinya percaya kepadanya.
Sebulan
Kemudian,
Malang
iam coming
(Terminal)
***
Terlihat di pojok terminal Lumajang
terlihat seorang wanita berkerudung sedang duduk di bangku tunggu, kelihatanya
dia sedang menunggu bis arah kebarat kayaknya kalau enggak ke Surabaya atau ke
Malang. Terik matahari siang itu sangat tidak bersahabat dengan kulit karena
panasnya mulai mengkikis kulit. Bising suara mesin bis dan suara speaker
informasi terminal bertambah memperpanas iklim saat itu. Dan Lia mulai kepanasan
pada saat itu kemudian Lia menuju Pusat Informasi Terminal untuk menanyakan bis
jurusan Malang apa akan segera tiba, karena Lia sudah menunggu lama di bangku
tunggu terminal.
Tak
lama kemudian bis jurusan Malang pun tiba dan Lia mulai naik ke dalam bis dan
ternyata suhu di luar dibandingkan suhu di dalam bis lebih panas di dalam bis.
Namun Lia tetap mencoba tidak menghiraukan keadaan itu,” Pengap, bau
macem-macem, panas lagi”, Ujar Lia dalam hatinya. Beberapa saat kemudian bis
itu mulai berjalan pada kota tujuan sekalian mencari penumpang di pinggir
jalan, dan apa yang terjadi Lia sangat ketakutan sebabnya Bis yang
ditumpanginya sopirnya sangat ugal-ugalan kalau menyetir dan itu sangat membuat
shock Lia,” Duh nih sopir bawa orang banyak juga, nyetirnya kok enggak ada
aturannya, srobot sana srobot sini tau yang dibawa itu bis,” omelan Lia dalam
bis.
“Pak
sopir tolong kalau nyetir pelan-pelan ya pak saya mau muntah,” Saut Lia pada
pak sopir bis yang ditumpanginnya.
“Aduh mbak
tenang aja, enggak apa – apa kok,” jawab pak sopir sambil tengok spion di atas
kemudinya.
“enggak
apa-apa gimana bapak kalau nyetir ugal-ugalan pak,” (Grutu).
“Pokoknya aku
harus cepat sampai, kalau enggak aku bakal kacau ini naik bis gak waras ini,”
4 jam
perjalaan Lumajang-Malang sangat terasa dekat bagi Lia, bagaimana tidak, bis
yang ditumpangi Lia sangat cepat karena sopirnya ugal-ugalan. Untung saja Lia
tak sempat memuntahkan sesuatu dari mulutnya, tapi penumpang lain sudah ada
yang muntah dari pertengahan perjalanan.
Beberapa saat
kemudian bis telah sampai di terminal Arjosari Malang di temani merahnya senja
langit kota Malang dengan hawa yang agak berbeda sedikit lebih dingin. Perlahan
penumpang mulai turun dari bis yang berjejeran di dalam terminal, Liapun juga
segera bergegas turun dari bis ini. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya
barisan bis – bis dari berbagai kota dan krumunan manusia dengan masing –
masing bawaanya. Tak lupa Lia membeli minuman sebotol air mineral untuk segera
melepas dahaga. Tak lama kemudian Lia menghubungi si Fery untuk menjemput Lia
di terminal.
“mas aku udah
sampai di terminal jemput aku,” sekalian anterin ke kakaku ya entar,” Telfon
Lia kepada Fey.
“Iya li siap,
tunggu aku mau berangkat,”
“Jangan lama –
lama ya mas,”
Sore
berkah kata Fery, tak sangka-sangka si Lia sampai juga di Malang, sampai sekarang masih enggak percaya kalau
dia memeng benar – benar ada di Malang, Fery mulai berangkat dengan helm
dikepala dan helm satunya lagi yang terikat di samping motor, perlahan dalam
perjalanan yang macet fery bersabar menuju terminal, banyak kendaraan lalu
lalang diantara jalanan kota Malang, perlahan fery menyetir motornya dijalanan
menuju terminal,
“Thin..Thin…Thin..”
begitulah suara klakson saat dijalan menuju terminal.
Tak lama beberapa saat kemudian Fery mulai
menampakkan diri di terminal dengan motor Beat hitamnya Fery mulai mencari Lia
di kerumunan orang di terminal, kemudian Fery menemukan seorang wanita
berkerudung membawa tas ransel di punggungnya sambil memegang sebotol air
mineral ditangannya. Dia terlihat tersenyum dari ke jauhan melambaikan tangan
menunjukkan bahwa dia orang yang sedang Fery cari saat itu, kemudian Fery
menghampiri perlahan wanita itu dan mulai membonceng di atas motornya,
“Udah
nunggu lama li?” ujar fery diatas motor sambil menyerahkan helm yang terikat
disamping motornya tadi ke Lia.
“Iya
kamu selalu lama deh mas, udah tau aku sendirian di terminal ini,” Jawab LIa
dengan sedikit emosi ke Fery.
“Iya – iya
maaf sayang,”
Fery sangat
senang sekali dengan kedatangan si Lia menghampirinya di Malang.
“Gimana ini li
makan dulu apa langsung kerumah kakakmu?”
“Makan dulu
aja ya mas aku laper, tadi mau muntah tuh sopir bisnya ugal-ugalan,
“Oh iyakah?,,,
wah bahaya tuh sopir,”
“Iya mas
pengen aja tadi aku keluar dari bis itu,
Kemudian Fery
mulai mencari tempat makan untuk Lia, jauh dari terminal ada warung makan
prasmanan yang sangat disukai Fery, dan Fery langsung saja membelokkan motornya
ke warung makan itu,
“lia disini
aja yah..makanannya banyak tapi murah”,
“Iya deh mas
manut kamu aja,”
Selesai makan
Fery langsung menghantarkan Lia kerumah kakaknya, dengan perut yang sudah
terisi tak sangka dalam perjalanan Lia menuju kakaknya mulai terasa mengantuk,
di atas motor Lia tertidur sebentar,
“Loh lia kamu
jangan tidur eh… duh entar jatuh kamu,”
“hmm..hm..”jawab
Lia dengan mata yang terpejam
“Duh kamu ini
jangan tidur liaa…..!!!”
Kemudian Fery
membangunkan Lia yang mulai tertidur diatas motor dan mungkin dia sudah
bermimpi jauh,
“mas aku tadi
kekenyangan makan di warung tadi,” saut Lia dengan nada malas
Beberapa saat
kemudian sampailah dirumah kakaknya.
“Ini sudah
sampai, mandi-mandi sana terus tidur, nanti malam aku jemput.
Setelah sampai
di rumah kakaknya Fery menyuruh Lia untuk segera beristirahat karena malamnya
Fery mau mengajak Lia ke suatu tempat,
Malam
Pertama di Kota Malang Bersama Dia…
(gemerlap lampu kota)
***
Langit
yang di taburi bintang – bintang dan dinginnya khas kota Malang, Malam itu
adalah malam pertama dimana Lia menginjakkan kakinya disana untuk pertama
kalinya. Lampu – lampu yang tertata rapi dan atmosfer yang berbeda dengan
Lumajang sangat dirasakan Lia saat itu, kerlap kerlip lampu mewarnai Lia saat
Lia menunggu Fery di rumah kakaknya yang ada di pusat kota Malang.
Selang
beberapa menit, suara motor dari kejauhan mulai terdengan lirih perlahan
semakin keras dan mendekat. “ini pasti Fery,ujar si Lia. Dan ternyata memang
benar Fery sudah menampakkan diri di antara kerlap kerlip lampu, sambil
tersenyum dia mulai membuka helmnya dan datang menuju rumah kakak Lia.
“Gimana
lia ? siap keliling-keliling kota Malang?” Saut Fery dengan sedikit senyum
gembira di bibirnya.
“Ehmm…
iya siap mas ajak aku kemana saja yang terpenting sama kamu,”
“Oke,
kita berangkat.”
Malam
itu Malang sangat cerah sekali ini, suasana sangat mendukung sekali untuk
berkeliling seluruh kota. Suara mesin-mesin kendaraan dan kerlipan cahaya lampu
kota Malang menemani mereka berdua di bawah sinar bintang mereka melepas rasa
kangen itu sekedar bertemu dan berkeliling kota Malang, usaha Lia tak sia-sia
dan membuahkan sesuatu yang di idam-idamkan Lia sebelumnya yaitu diajak
keliling kota Malang. Entah ini mimpi apa memang benar terjadi seolah olah
malam itu Malang milik mereka berdua.
Ini
adalah liburan paling berkesan bagi Lia. Ini liburan cinta ini liburan hati,”
Ujar Lia. Aku mau ini akan terus begini dan tak mau ini akan beranjak, indahnya
kota Malang bertambah indah di temani si Fery. Malam boleh larut tapi kemesraan
ini jangan sampai larut terbawa malam dan dinginnya kota Malang, Mulai warung
kopi dan warung makan, tempat rekreasi, bioskop aku sudah menjajaki semua, ini
indah ini menyenangkan. Aku tak mau pulang begitu cepat aku mau terus ada di
sini di Malang denganmu.
2
Tahun Disisinya
(aku bertahan demi masa depan)
---------***----------
Tak
terasa semua apa yang telah terjadi beberapa bulan lalu sangat terasa dan
membekas di ingatan, saat kamu kesini menemaniku hari-hariku. Aku pun sangat
bersamangat melakukan hal-hal baru saat kau di sampingku, aku tau 2 tahun bukan
waktu yang tidak sedikit butuh perjuangan dan kesabaran untuk melampauianya
tapi aku yakin ini semua akan terasa indah jika keseriusanku ini akan membawah
berkah tersendiri bagiku. Dan pasti aku akan buktikan bahwa aku tak main – main
dengan hubungan ini,
Waktu
terus berjalan banyak hal-hal baru yang bermunculan waktu itu saat Fery
berangkat kuliah, Fery mendapatkan SMS dari teman lamanya yaitu Sandi, Sandi
adalah teman lama Fery saat dia baru masuk kuliah dan Fery berpisah karena
sandi bekerja. Dan tidak disangka ternyata Fery mendapatkan tawaran pekerjaan
dari Sandi, Sandi orangnnya suka berbisnis banyak sudah bisnis yang sudah dia
geluti mulai dari, Event Organizer, Merketing dan yang terakhir ini adalah dia
membuka gerai coklat dengan semua menunnya itu minuman aneka coklat asli, dan
Sandi menghubungi Fery itu untuk mempekerjakan Fery di coklat milik Sandi
sebagai karyawan,
Tak menunggu lama dan berfikir
Ferypun meng-iyakan tawaran Sandi kepada Fery untuk bekerja di gerai coklatnya,
soal kuliah pun fery tinggal sedikit dan itu bisa di lobi.
“Gimana
Fer, kamu mau enggak kerja di gerai coklatku?”
“Iya
deh San, kapan aku mulai kerja? Kan training dulu yah?”
“Lusa
kamu kesini tak training ngracik coklatnya,”
“Oke-oke
dah, thanks San,”
“Aku
dari kemaren nyari pegawai susah, ada sih tapi lelet dan kurang jujur, makanya
mending teman sendiri aja yang jaga kan enak bisa aku serahin ke kamu, soalnya
aku orannya jarang ada di Malang sering luar kota, iya deh sama-sama,
Inilah
berkah bagi Fery tak disangka teman lama yang sempet menghilang karena
kesibukkanya dan kemudian menghubungi Fery dan menawarkan sebuah pekerjaan,
inilah berkah dari kesabaran dan keseriusan.
Beberapa
Bulan kemudian
Keseriusan
ini akan sia – sia jika Fery tak ada tindakan untuk segera membuat perubahan
antara hubungan Fery dan Lia, tapi apa daya Ferypun tak bisa berbuat banyak
dikarenakan kuliah yang menjadi prioritas menjadi lambat dan skripsi belum juga
usai, namun dalam hati kecil Fery sudah memantabkan hubungan ini dengan Lia
Gejolak
– gejolak yang sering muncul pada mahasiswa tingkat akhir adalah keinginan
untuk menikah namun skripsi dan kuliah belum juga usai ini sering sekali
menjadi polemic dikalangan Fery dan teman-temannya. Tak muda untuk melamar anak
orang begitu saja, Jika kita tak mendapatkan pekerjaan yang sudah mumpuni, tak
cukup juga kita hanya mengandalkan nekat kalau kita belumada tanggung jawab,
Lama
berpacaran juga tak menjadi baik dan pasti akan sering kali membosankan dalam
hubungan, Namun kita harus yakin bahwa kita pernah melakukan Hubungan Jarak
Jauh (LDR) itu sudah cukup bisa menjadi modal pengalaman hati, soal kesabaran,
keyakinan, kesetiaan dan kepercayaan.
Selama
apapun kalian berhubungan dan sejauh apa kalian berhubungan jika tak ada
keempat elemen hati tadi maka kalian akan tak tau arah dan berujung dengan
keretakan. Itu bisa saja terjadi pada siapapun,
Kemantapan
Hati Diujung Kisah
***
Keadaan semakin berubah tiap kali
Fery beranjak bangun dari tidurnya pagi itu dia sering memikirkan masa depan,
apapun yang ada dalam diri Fery sekarang menjadi sebuah tanggung jawab, apa
yang dilakukan Fery menjadi sesuatu yang akan mempengarui masa depannya.
Bertahun
lamanya semuannya berubah Lia sekarang sudah lulus sekolah dan dia keterima di
sebuah Akademi Keperawatan di luar kota, dan kesibukannya semakin membuat
merasa jauh dari keberadaan Fery, kesetiaan tak akan pernah mengenal kata
“jarak”. Sedangkan Fery masih saja sibuk dengan skripsinya yang tak kunjung
usia apalagi sekarang dia ketambahan kesibukan kerja di gerai coklat, yang
terpenting bagi Fery adalah bagaimana kita bisa membagi waktu antara kuliah,
skripsi dan kerja itu sangat berbanding lurus dengan semua apa yang Fery
lakukan pada kenyataannya.
Mimpi-
mimpi remaja ini sangat tinggi dengan semua keyakinan yang dia miliki apapun yang
mereka lakukan pasti dalam hati. Mereka sengaja saling menunjukkan satu sama
lain kegiatan mereka dan keseriusan mereka terhadap apa yang sedang dan akan
dilakukan sehingga terciptalah rasa keyakinan dan kepercayaan yang kuat antara
diri mereka masing-masing. Dan memang tak bisa di pungkiri era jaman sekarang
sudah canggih semuanya ada digenggaman kita. Lewat ponsel kita bisa melakukan
apa saja yang menjadi keinginan kita.
“Aku
fikir sekarang Lia bertambah dewasa sudah akan menjadi Perawat hebat mengurus
semuannya akan terasa gampang, apalagi kalau mengurus saya nantinya,(hehehe)”
Ujar si Fery dalam benaknya. Jikalau saya di takdirkan bersama saya akan sangat
berterima kasih sekali itu sudah menjadi impian dan rencana hidup saya,
berkeluarga dengan Lia. Semuanya yang saya lakukan itu semata – mata demi Lia
demi masa depan kita.
“Cari pasangan
tak perlu yang mapan yang terpenting kita tahu apa rancana dia kedepannya dan
kamu ada dalam rencananya. Enggak perlu profesinya harus ini harus itu. Memang
cinta butuh makan namun ada perasaan yang dimana berjuang bersama itu terasa
lebih nikmat,” Begitulah statement yang sempat Fery umbar-umbarkan ke
teman-temannya. Tak lama lagi Fery juga akan segera lulus dan mulai menata
hidup dan kedepannya dia pasti memulai bekerja itulah yang difikirkan Fery
beberapa saat yang lalu ketika dia sedang berbicara dengan teman-temannya.
2
Tahun Berikutnya
Tiba-tiba di pertengahan pasar
tradisonal Lumajang Fery sedang menghantarkan ibunya ke pasar dan berkeliling
seluruh pasar untuk mencari bahan dapur, sempat melihat-lihat baju batik yang
ada di pasar,”
“Buk
bajunya bagus yah,..?” Ujar fery kepada Ibunya.
“Iya
baguslah… kamu mau?” yauda beli aja ambil satu sana”, Jawab Ibu Fery,
“Loh beneran
bu,?“
“Iya ambil aja
milih sana,”
“Ah ibuk baik,
makasi buk,” sambil senyum-senyum kegirangan.Ohya Buk kok belanja sebanyak ini
ada apa?”
“Enggak
apa-apa kok, buat stock di dapur biar endak ke pasar pasar lagi. Sekalian entar
kita kedatangan tamu penting.
“Loh Buk siapa
tamunya?”
“Bentar ibu
tanyak le ke kamu, Kamu sama Lia udah pacaran berapa tahun?”
“Udah 3
tahunan Buk, emang ada apa?”
“Kamu udah
bekerja, jangan lama-lama pacaran pamali, 2 hari lagi kita ke rumah Lia ibu mau
Lamarin kamu pada orang tuanya. Udah jangan banyak tanyak.
Seketika itu
Fery tercengang bahagia. Ternyata Ibu dan keluaraga Fery sudah merencanakan ini
sebelumnnya. Tak terfikir sebelumnya kalau keluarga Fery sangat peduli terhadap
hubungan Fery dan Lia. Itulah rahasia Tuhan tak seorang pun tahu akan
rencanaNYA. Dan setahun berikutnya Lia sudah menyelesaikan Kuliahnya di AKPER
dan dia segera menikah dengan Fery. Dua anak Laki-laki dan Perempuan siap
menjadi penghuni baru rumah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar